12 (dua belas) adab yang harus diperhatikan pada saat melakukan dzikir
1. Duduk di tempat yang suci seperti duduknya di dalam shalat..
2. Meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya.
3. Mengharumkan tempatnya untuk berdzikir dengan bau wewangian, demikian pula dengan pakaian di badannya.
4. Memakai pakaian yang halal dan suci.
5. Memilih tempat yang gelap dan sepi jika memungkinkan.
6. Memejamkan kedua mata, karena hal itu akan dapat menutup jalan indra dzahir, karena dengan tertutupnya indra dzahir akan menjadi penyebab terbukanya indra hati/bathin.
7. Membayangkan pribadi guru mursyidnya diantara kedua matanya. Dan ini menurut ulama thariqoh merupakan adab yang sangat penting.
8. Jujur dalam berdzikir. Artinya hendaknya seseorang yang berdzikir itu dapat memiliki perasaan yang sama, baik dalam keadaan sepi (sendiri) atau ramai (banyak orang).
9. Ikhlas, yaitu membersihkan amal dari segala ketercampuran. Dengan kejujuran serta keikhlasan seseorang yang berdzikir akan sampai derajat ash-shidiqiyah dengan syarat dia mau mengungkapkan segala yang terbesit di dalam hatinya (berupa kebaikan dan keburukan) kepada syaikhnya. Jika dia tidak mau mengungkapkan hal itu, berarti dia berkhianat dan akan terhalang dari fath (keterbukaan bathiniyah).
10. Memilih shighot dzikir bacaan La ilaaha illallah , karena bacaan ini memiliki keistimewaan yang tidak didapati pada bacaan- bacaan dzikir syar’i lainnya.
11. Menghadirkan makna dzikir di dalam hatinya.
12. Mengosongkan hati dari segala apapun selain Allah dengan La ilaaha illallah , agar pengaruh kata “illallah” terhujam di dalam hati dan menjalar ke seluruh anggota tubuh.
Sumber : http://thoriqoh-indonesia.org/
MIFTAHUSSUDUR JL.JEND.SUTOYO Gang 01 SAWANGAN,PURWOKERTO Contact Person,Email:TQN_Banyumas@yahoo.co.id
BERKUMPULKARENA CINTA, BERTEMU KARENA MAHABAH, BERSATU KARENA UKHUWAH TQN
Ilaahi anta maqshudi wa ridloka mathlubi a'thini mahabbataka waa ma'rifatak
Rabu, 15 Juli 2009
MUSHOLA & MAJELIS DZIKIR MIFTAHUS SHUDUR
Alhamdulilah,kalimah Thoyibbah terucap dari kami kepada ALLAH Subhana Wa Ta’ala,ROBB segala mahluk yang ada di alam ini.Sholawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar MUHAMMAD S.A.W.yang berkat kasih sayang dan cintanya terhadap kita sebagai umat islam hingga hari akhir nanti dapat menjalankan ibadah secara istiqomah baik lahir maupun bathin.Tak lupa pula kami haturkan terima kasih yang tiada terkira kepada Mursyid kami tercinta Hadrotus Syeich Achmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin QS (Pangersa Abah Anom) yang atas bimbinganya kami para ikhwan dan akhwat dapat istiqomah dalam menjalankan perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA serta Sunnah-sunnah Rosulluloh,terutama dalam pengamalan Tariqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).Alunan Dzikir selalu mengiringi setiap langkah serta perjalanan hidup kami guna mencapai tujuan yang sesungguhhnya yaitu selalu mengingat ALLAH AZZA WA JALLA kapanpun dimanapun kami berada.
Semoga dengan adanya tulisan serta artikel ini dapat menambah wawasan para ikhwan serta akhwat TQN di manapun berada dan kaum muslimin wal muslimat agar dapat terjalin tali silaturrahmi yang erat di antara kita semua (amien).
Majelis Dzikir Miftahus Shudur suatu wadah berkumpulnya para Ikhwan Akhwat TQN wilayah Banyumas pada umumnya serta daerah Purwokerto dan sekitarnya dalam menjalankan amalan-amalan TQN yang di berikan oleh Pangersa Abah baik amalan harian,mingguan,bulanan maupun tahunan (terutama dalam memperingati hari besar Islam).
Majelis Dzikir dan Mushola Miftahus Shudur yang berlokasi di Sawangan Purwokerto Banyumas ini terletak di tengah tengah perkampungan penduduk di sebelah sungai banjaran yang membelah kota purwokerto serta berhadapan langsung dengan hijaunya pemandangan alam.Semuanya terbentuk karena istiqomah dalam pengamalan siar Islam melalui TQN SURYALAYA lewat ajaran Pangersa Abah Anom (Hadrotus Syeich Achmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS) oleh para Ikhwan dan akwat yg berdomisili di sawangan purwokerto dan sekitarnya..Majelis ini berada di salah satu rumah Ikhwan yang kami para ikhwan,akhwat biasa memanggilnya mbah Kyai Sarkim di mana beliau juga sebagai imam pada Mushola Miftahus Shudur.
Nama Miftahus Shudur diberikan langsung oleh Pangersa Abah Anom melalui salah satu Wakil Talqin nya yaitu Ajengan Muhammad Beben Adabas pada satu acara memperingati Isro’& Mi’roj Nabi Besar Muhammad S.A.W 1429 H.
Miftahus Shudur secara harfiah berarti “Kunci Pembuka Hati”,apabila dikaji secara hakikat Pangersa Abah memberikan nama tersebut karena Mbah Kyai Sarkim sebagai Imam Mushola dan Jamaah Majelis Dzikir Miftahus Shudur tadinya merupakan sosok yang kontroversial,karena beliau berangkat dari “Mantan” seorang Preman yang cukup kondang namanya dalam dunia hitam di Purwokerto dan sekitarnya,tetapi ALLAH jua lah yang Maha mengetahui segalanya hingga DIA yang membukakan pintu hati mbah kyai sarkim untuk menerima Hidayah dari NYA.Dampak dari hal tersebut membuat mbah kyai sarkim untuk berjanji dalam hidupnya tidak akan mengulangi lagi segala perbuatan buruk yang pernah di lakukan serta mempelajari Islam secara sungguh-sungguh.Hingga suatu saat dalam pencariannya ALLAH S.W.T mempertemukan beliau bertemu Bapak Hartadi yang mengenalkan pada mbah kyai sarkim pada ajaran TARIQOH QODIRIYAH WA NAQSABANDIYAH di bawah pimpinan Hadrotus Seich Ahmad Shohobul Wafa Tajul Arifin QS sehingga beliau akhirnya menjadi salah satu murid Pangersa Abah Anom setelah di tanam Talqin Dzikir.
Gunjingan serta hinaan datang dari lingkungan sekitar mewarnai perjalanan siar yang di lakukan para ikhwan beserta mbah kyai sarkim mengingat latar belakang masa lalu para ikhwan dan mbah kyai sendiri yang notabene “mantan preman”.Tetapi semua itu tidak mengurangi istiqomah ikhwan dan akhwat untuk terus melantunkan Dzikir,karena keyakinan dari semua ikhwan dan akhwat bahwa dengan setulus hati melakukan ajaran Pangersa Abah terutama dengan Dzikrulloh maka hidup kita akan tenang jauh dari perbuatan tercela yang nantinya dapat berguna bagi lingkungan maupun negara Republik Indonesia (amien).
Alhamdulilah,kalimah Thoyibbah terucap dari kami kepada ALLAH Subhana Wa Ta’ala,ROBB segala mahluk yang ada di alam ini.Sholawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar MUHAMMAD S.A.W.yang berkat kasih sayang dan cintanya terhadap kita sebagai umat islam hingga hari akhir nanti dapat menjalankan ibadah secara istiqomah baik lahir maupun bathin.Tak lupa pula kami haturkan terima kasih yang tiada terkira kepada Mursyid kami tercinta Hadrotus Syeich Achmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin QS (Pangersa Abah Anom) yang atas bimbinganya kami para ikhwan dan akhwat dapat istiqomah dalam menjalankan perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA serta Sunnah-sunnah Rosulluloh,terutama dalam pengamalan Tariqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).Alunan Dzikir selalu mengiringi setiap langkah serta perjalanan hidup kami guna mencapai tujuan yang sesungguhhnya yaitu selalu mengingat ALLAH AZZA WA JALLA kapanpun dimanapun kami berada.
Semoga dengan adanya tulisan serta artikel ini dapat menambah wawasan para ikhwan serta akhwat TQN di manapun berada dan kaum muslimin wal muslimat agar dapat terjalin tali silaturrahmi yang erat di antara kita semua (amien).
Majelis Dzikir Miftahus Shudur suatu wadah berkumpulnya para Ikhwan Akhwat TQN wilayah Banyumas pada umumnya serta daerah Purwokerto dan sekitarnya dalam menjalankan amalan-amalan TQN yang di berikan oleh Pangersa Abah baik amalan harian,mingguan,bulanan maupun tahunan (terutama dalam memperingati hari besar Islam).
Majelis Dzikir dan Mushola Miftahus Shudur yang berlokasi di Sawangan Purwokerto Banyumas ini terletak di tengah tengah perkampungan penduduk di sebelah sungai banjaran yang membelah kota purwokerto serta berhadapan langsung dengan hijaunya pemandangan alam.Semuanya terbentuk karena istiqomah dalam pengamalan siar Islam melalui TQN SURYALAYA lewat ajaran Pangersa Abah Anom (Hadrotus Syeich Achmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS) oleh para Ikhwan dan akwat yg berdomisili di sawangan purwokerto dan sekitarnya..Majelis ini berada di salah satu rumah Ikhwan yang kami para ikhwan,akhwat biasa memanggilnya mbah Kyai Sarkim di mana beliau juga sebagai imam pada Mushola Miftahus Shudur.
Nama Miftahus Shudur diberikan langsung oleh Pangersa Abah Anom melalui salah satu Wakil Talqin nya yaitu Ajengan Muhammad Beben Adabas pada satu acara memperingati Isro’& Mi’roj Nabi Besar Muhammad S.A.W 1429 H.
Miftahus Shudur secara harfiah berarti “Kunci Pembuka Hati”,apabila dikaji secara hakikat Pangersa Abah memberikan nama tersebut karena Mbah Kyai Sarkim sebagai Imam Mushola dan Jamaah Majelis Dzikir Miftahus Shudur tadinya merupakan sosok yang kontroversial,karena beliau berangkat dari “Mantan” seorang Preman yang cukup kondang namanya dalam dunia hitam di Purwokerto dan sekitarnya,tetapi ALLAH jua lah yang Maha mengetahui segalanya hingga DIA yang membukakan pintu hati mbah kyai sarkim untuk menerima Hidayah dari NYA.Dampak dari hal tersebut membuat mbah kyai sarkim untuk berjanji dalam hidupnya tidak akan mengulangi lagi segala perbuatan buruk yang pernah di lakukan serta mempelajari Islam secara sungguh-sungguh.Hingga suatu saat dalam pencariannya ALLAH S.W.T mempertemukan beliau bertemu Bapak Hartadi yang mengenalkan pada mbah kyai sarkim pada ajaran TARIQOH QODIRIYAH WA NAQSABANDIYAH di bawah pimpinan Hadrotus Seich Ahmad Shohobul Wafa Tajul Arifin QS sehingga beliau akhirnya menjadi salah satu murid Pangersa Abah Anom setelah di tanam Talqin Dzikir.
Gunjingan serta hinaan datang dari lingkungan sekitar mewarnai perjalanan siar yang di lakukan para ikhwan beserta mbah kyai sarkim mengingat latar belakang masa lalu para ikhwan dan mbah kyai sendiri yang notabene “mantan preman”.Tetapi semua itu tidak mengurangi istiqomah ikhwan dan akhwat untuk terus melantunkan Dzikir,karena keyakinan dari semua ikhwan dan akhwat bahwa dengan setulus hati melakukan ajaran Pangersa Abah terutama dengan Dzikrulloh maka hidup kita akan tenang jauh dari perbuatan tercela yang nantinya dapat berguna bagi lingkungan maupun negara Republik Indonesia (amien).
Langganan:
Postingan (Atom)