BERKUMPULKARENA CINTA, BERTEMU KARENA MAHABAH, BERSATU KARENA UKHUWAH TQN

Ilaahi anta maqshudi wa ridloka mathlubi a'thini mahabbataka waa ma'rifatak

Selasa, 21 Juli 2009

“LA ILAAHA ILLALLOH “.....,

Berkat Ridhlo dan ijin dari ALLAH SWT serta Karomah dari Pangersa Abah Anom (Syech Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS),serta dukungan doa dari para ikhwan dan akhwat TQN Suryalaya di manapun berada,akhirnya Majelis Dzikir dan Mushola Miftahus Shudur Sawangan Purwokerto dapat melaksanakan Hajat rutin yang di laksanakan setiap bulannya,yaitu Dzikir dan Manaqib Sulthon Aulia Syech Muhyidin Abdul Qodir Al Jaelani QS yang bertepatan dengan penyelenggaran Pengajian dalam rangka memperingati ISRO MI’ROJ” Nabi Besar Muhammad SAW 1430 H, yang mengangkat tema “DENGAN DZIKRULLOH KITA GALANG PERSATUAN DAN KESATUAN”.Alhamdulillah semua rangkaian acara dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Acara pertama adalah Dzikir dan Manaqib yang di laksanakan ba’da isya,Acara ini di hadiri oleh para Ikhwan dan Akhwat TQN Suryalaya se-Banyumas (Purbalingga,Patikraja,Sokaraja,Cilacap,Cilongok,Banyumas dan sekitarnya.).Hadir juga tamu-tamu undangan diantaranya Bapak A.K.P. H. Zaenal Arifin selaku KAPOLSEK Purwokerto Barat,Perangkat Kelurahan beserta staff,serta jajaran pemerintahan desa,tentu saja acara ini di hadiri dengan antusias oleh masyarakat sekitar sawangan tempat majelis dzikir dan mushola miftahus shudur berada.

Di lanjutkan dengan pengajian dalam rangka peringatan ISRO MI’ROJ” Nabi Besar Muhammad SAW.Acara ini diisi Tausiah oleh Kyai Rodin Nurrohman S.Ag yang juga merupakan ikhwan dan ketua Yayasan Serba Bakti PONPES Suryalaya untuk Wilayah Banyumas.Acara tersebut juga di iringi grup rebana (hadroh) binaan kyai Rodin.

Acara berakhir pada pukul 23.50 wib dan di tutup dengan doa bersama yang di pimpin langsung oleh kyai Rodin.

Jumat, 17 Juli 2009

TANBIH




Tanbih

Tanbih ini dari Syaekhuna Almarhum Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kajembaran Rahmaniyah.
Sabda beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria maupun wanita, tua maupun muda :

“Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Allah Subhanahu Wata’ala kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita sekalian.
Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir maupun bathin.
Pun kami tempat orang bertanya tentang Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, menghaturkan dengan tulus ikhlas wasiat kepada segenap murid-murid : berhati-hatilah dalam segala hal jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan agama maupun negara.
Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadlirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam agama maupun negara.

Insyafilah hai murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan nafsu, terpengaruh oleh godaan setan, waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah agama maupun negara, agar dapat meneliti diri, kalau kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita.

Lebih baik buktikan kebajikan yang timbul dari kesucian :

1. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik dlohir maupun batin, harus kita hormati, begitulah seharusnya hidup rukun dan saling menghargai.
2. Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah agama maupun negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita terkena firman-Nya “Adzabun Alim”, yang berarti duka-nestapa untuk selama-lamanya dari dunia sampai dengan akhirat (badan payah hati susah).
3. Terhadap oarang-orang yang keadaannya di bawah kita, janganlah hendak menghinakannya atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh, sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun dibimbing dengan nasehat yahng lemah-lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menginjak jalan kebaikan.
4. Terhadap fakir-miskin, harus kasih sayang, ramah tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir-miskin itu bukannya kehendak sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.

Demikanlah sesungguhnya sikap manusia yang penuh kesadaran, meskipun terhadap orang-orang asing karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam a. s. mengingat ayat 70 Surat Irso yang artinya :

“Sangat kami mulyakan keturunan Adam dan kami sebarkan segala yang berada di darat dan di lautan, juga kami mengutamakan mereka lebih utama dai makhluk lainnya.”

Kesimpulan dari ayat ini, bahwa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat Surat Al-Maidah yang artinya :

“Hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-sungguh terhadap agama maupun negara, sebaliknya janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah agama maupun negara".

Adapun soal keagamaan, itu terserah agamanya masing-masing, mengingat Surat Al-Kafirun ayat 6 :”Agamamu untuk kamu, agamaku untuk aku”,
Maksudnya jangan terjadi perselisihan, wajiblah kita hidup rukun dan damai, saling harga menghargai, tetapi janganlah sekali-kali ikut campur.
Cobalah renungakan pepatah leluhur kita:
“ Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”. Karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri.
Dalam surat An-Nahli ayat 112 diterangkan bahwa :

“Tuhan yang Maha Esa telah memberikan contoh, yakni tempat maupun kampung, desa maupun negara yang dahulunya aman dan tenteram, gemah ripah loh jinawi, namun penduduknya/ penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri”.

Oleh karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dlohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya “ Budi Utama-Jasmani Sempurna “ (Cageur-Bageur).
Tiada lain amalan kita, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, amalkan sebaik-baiknya guna mencapai segala kebaikan, menjauhi segala kejahatan dhohir bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani, yang selalu diselimuti bujukan nafsu, digoda oleh perdaya syetan.

Wasiat ini harus dilaksanakan dengan seksama oleh segenap murid-murid agar supaya mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Amin.

Patapan Suryalaya, 13 Pebruari 1956
Wasiat ini disampaikan kepada sekalian ikhwan



(KH.A Shohibulwafa Tadjul Arifin)






UNTAIAN MUTIARA
warkah
JANGAN BENCI KEPADA ULAMA SEZAMAN
JANGAN MENYALAHKAN KEPADA PENGAJARAN ORANG LAIN
JANGAN MEMERIKSA MURID ORANG LAIN
JANGAN BERHENTI BEKERJA MESKIPUN DISAKITI ORANG
HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCI KEPADAMU


Rabu, 15 Juli 2009

12 (dua belas) adab yang harus diperhatikan pada saat melakukan dzikir

12 (dua belas) adab yang harus diperhatikan pada saat melakukan dzikir

1. Duduk di tempat yang suci seperti duduknya di dalam shalat..

2. Meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya.

3. Mengharumkan tempatnya untuk berdzikir dengan bau wewangian, demikian pula dengan pakaian di badannya.

4. Memakai pakaian yang halal dan suci.

5. Memilih tempat yang gelap dan sepi jika memungkinkan.

6. Memejamkan kedua mata, karena hal itu akan dapat menutup jalan indra dzahir, karena dengan tertutupnya indra dzahir akan menjadi penyebab terbukanya indra hati/bathin.

7. Membayangkan pribadi guru mursyidnya diantara kedua matanya. Dan ini menurut ulama thariqoh merupakan adab yang sangat penting.

8. Jujur dalam berdzikir. Artinya hendaknya seseorang yang berdzikir itu dapat memiliki perasaan yang sama, baik dalam keadaan sepi (sendiri) atau ramai (banyak orang).

9. Ikhlas, yaitu membersihkan amal dari segala ketercampuran. Dengan kejujuran serta keikhlasan seseorang yang berdzikir akan sampai derajat ash-shidiqiyah dengan syarat dia mau mengungkapkan segala yang terbesit di dalam hatinya (berupa kebaikan dan keburukan) kepada syaikhnya. Jika dia tidak mau mengungkapkan hal itu, berarti dia berkhianat dan akan terhalang dari fath (keterbukaan bathiniyah).

10. Memilih shighot dzikir bacaan La ilaaha illallah , karena bacaan ini memiliki keistimewaan yang tidak didapati pada bacaan- bacaan dzikir syar’i lainnya.

11. Menghadirkan makna dzikir di dalam hatinya.

12. Mengosongkan hati dari segala apapun selain Allah dengan La ilaaha illallah , agar pengaruh kata “illallah” terhujam di dalam hati dan menjalar ke seluruh anggota tubuh.

Sumber : http://thoriqoh-indonesia.org/
MUSHOLA & MAJELIS DZIKIR MIFTAHUS SHUDUR


Alhamdulilah,kalimah Thoyibbah terucap dari kami kepada ALLAH Subhana Wa Ta’ala,ROBB segala mahluk yang ada di alam ini.Sholawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar MUHAMMAD S.A.W.yang berkat kasih sayang dan cintanya terhadap kita sebagai umat islam hingga hari akhir nanti dapat menjalankan ibadah secara istiqomah baik lahir maupun bathin.Tak lupa pula kami haturkan terima kasih yang tiada terkira kepada Mursyid kami tercinta Hadrotus Syeich Achmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin QS (Pangersa Abah Anom) yang atas bimbinganya kami para ikhwan dan akhwat dapat istiqomah dalam menjalankan perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA serta Sunnah-sunnah Rosulluloh,terutama dalam pengamalan Tariqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).Alunan Dzikir selalu mengiringi setiap langkah serta perjalanan hidup kami guna mencapai tujuan yang sesungguhhnya yaitu selalu mengingat ALLAH AZZA WA JALLA kapanpun dimanapun kami berada.
Semoga dengan adanya tulisan serta artikel ini dapat menambah wawasan para ikhwan serta akhwat TQN di manapun berada dan kaum muslimin wal muslimat agar dapat terjalin tali silaturrahmi yang erat di antara kita semua (amien).
Majelis Dzikir Miftahus Shudur suatu wadah berkumpulnya para Ikhwan Akhwat TQN wilayah Banyumas pada umumnya serta daerah Purwokerto dan sekitarnya dalam menjalankan amalan-amalan TQN yang di berikan oleh Pangersa Abah baik amalan harian,mingguan,bulanan maupun tahunan (terutama dalam memperingati hari besar Islam).
Majelis Dzikir dan Mushola Miftahus Shudur yang berlokasi di Sawangan Purwokerto Banyumas ini terletak di tengah tengah perkampungan penduduk di sebelah sungai banjaran yang membelah kota purwokerto serta berhadapan langsung dengan hijaunya pemandangan alam.Semuanya terbentuk karena istiqomah dalam pengamalan siar Islam melalui TQN SURYALAYA lewat ajaran Pangersa Abah Anom (Hadrotus Syeich Achmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS) oleh para Ikhwan dan akwat yg berdomisili di sawangan purwokerto dan sekitarnya..Majelis ini berada di salah satu rumah Ikhwan yang kami para ikhwan,akhwat biasa memanggilnya mbah Kyai Sarkim di mana beliau juga sebagai imam pada Mushola Miftahus Shudur.
Nama Miftahus Shudur diberikan langsung oleh Pangersa Abah Anom melalui salah satu Wakil Talqin nya yaitu Ajengan Muhammad Beben Adabas pada satu acara memperingati Isro’& Mi’roj Nabi Besar Muhammad S.A.W 1429 H.
Miftahus Shudur secara harfiah berarti “Kunci Pembuka Hati”,apabila dikaji secara hakikat Pangersa Abah memberikan nama tersebut karena Mbah Kyai Sarkim sebagai Imam Mushola dan Jamaah Majelis Dzikir Miftahus Shudur tadinya merupakan sosok yang kontroversial,karena beliau berangkat dari “Mantan” seorang Preman yang cukup kondang namanya dalam dunia hitam di Purwokerto dan sekitarnya,tetapi ALLAH jua lah yang Maha mengetahui segalanya hingga DIA yang membukakan pintu hati mbah kyai sarkim untuk menerima Hidayah dari NYA.Dampak dari hal tersebut membuat mbah kyai sarkim untuk berjanji dalam hidupnya tidak akan mengulangi lagi segala perbuatan buruk yang pernah di lakukan serta mempelajari Islam secara sungguh-sungguh.Hingga suatu saat dalam pencariannya ALLAH S.W.T mempertemukan beliau bertemu Bapak Hartadi yang mengenalkan pada mbah kyai sarkim pada ajaran TARIQOH QODIRIYAH WA NAQSABANDIYAH di bawah pimpinan Hadrotus Seich Ahmad Shohobul Wafa Tajul Arifin QS sehingga beliau akhirnya menjadi salah satu murid Pangersa Abah Anom setelah di tanam Talqin Dzikir.
Gunjingan serta hinaan datang dari lingkungan sekitar mewarnai perjalanan siar yang di lakukan para ikhwan beserta mbah kyai sarkim mengingat latar belakang masa lalu para ikhwan dan mbah kyai sendiri yang notabene “mantan preman”.Tetapi semua itu tidak mengurangi istiqomah ikhwan dan akhwat untuk terus melantunkan Dzikir,karena keyakinan dari semua ikhwan dan akhwat bahwa dengan setulus hati melakukan ajaran Pangersa Abah terutama dengan Dzikrulloh maka hidup kita akan tenang jauh dari perbuatan tercela yang nantinya dapat berguna bagi lingkungan maupun negara Republik Indonesia (amien).

Jumat, 26 Juni 2009

Dialognya wali Allah
Dialognya seorang wali ALLAH
”Dunia ini fana anehnya orang-orang memperebutkan yang fana. ALLAH itu kekal dan maha Suci anehnya orang-orang pada lari dari yang maha Suci”. Berakalkah?
“Wahai kekasih ALLAH jadikanlah lisan dan hatimu tuk berdzikir, keluar masuk nafas akan dipertanggung jawabkan, mau kemana, untuk apa , kembali kemana, apa yang dibawa. Gemuruh ombak, burung berkicau, semua makhluk memuji ALLAH…yang berakal kadang kalah oleh makhluk lainnya anehkan…!Wahai hamba Allah jadikan tujuanmu untuk Allah. Jangan jadikan ALLAH ditelapak tanganmu, jadikan ALLAH diisi hatimu. Jadilah engkau kekasih ALLAH”.
“Wahai kekasih ALLAH…dunia itu bagaikan sampah yang sudah rusak. Bila kau pegang dengan tanganmu akan kena kotor. Banyak orang risau dan bingung dengan urusan dunia ,karena ia simpan di hati. Dan sedikit orang bingung bagaimana agar dekat dengan ALLAH”..sehingga ia terus mencari…
“Wahai hamba yang teraniaya bangunlah! Jadikanlah tempat dudukmu sejadah, senjatamu tasbih, bukumu Al-Qur’an, lisanmu untuk memuji, aqalmu untuk bertafakur, mata untuk menangis dan hatimu ALLAH..tujuanmu ALLAH, harapanmu ALLAH. Jadilah kekasih ALLAH, ALLAH akan mengabulkanmu sayang..”.
“Wahai kekasih..tidurmu, hembusan napasmu, detakan jantungmu, urat nadimu, aliran darahmu…, jadi barokah dan rahmat dalam tidurmu..”.
“wahai sahabatku..
Sejauh-jauh burung terbang mengelilingi dunia, pasti akan kembali ke titik akhir. Dan yang hanya didapat hanyalah pengalaman dan makanan.
Sejauh-jauhnya manusia merantau pasti akan kembali keasal muasal (titik penghabisan). Dan yang ia dapat pengalaman dan amal. Dunia adalah tempat menanam benih dan akhirat tempat memetik hasilnya sahabatku… pahitkah! Maniskah! Dihadapan ALLAH. Maha Suci ALLAH…
Sekuat-kuatnya pohon diterjang badai akan roboh. Sekuat-kuatnya manusia takan kuat menahan pedihnya mati. Nabi Musa a.s. pun merasa pedih ketika dicabut ruhnya apalagi kita..sahabatku…,
Wahai hamba ALLAH .. Sesungguhnya nama ALLAH itu nama yang agung dari segala yang agung. Ia memiliki 4 huruf;Alif, Lam, Lam, Ha. Nabi Muhammad 4 huruf; Mim, Ha, Mim, Dal. Dan beliau memiliki 4 sifat; Shidiq, Amanah. Fathanah, Tabligh. Sahabat beliau pun 4; Abu Bakar, Utsman, Ali dan Umar bin khatab. Apabila nama 4JJI telah terpatri di hati seorang mu’min, maka ia akan diagungkan dan ditinggikan derajatnya. Dan termasuk wewangian Allah di dunia.Sahabatku.. mudah-mudahan kita termasuk pilihanNya…
Kenapa banyak orang sangat mengharapkan kedudukan di pemerintahan. Padahal kursi dihadapan Allah masih kosong…, anehkan!
Orang buta masih bisa jalan benar karena bantuan tongkatnya. Orang melek tidak bisa jalan benar kepada Allah karena buta hatinya. Karena itu yang melek pun harus punya tongkat (agama)sebagai petunjuknya. Sedangkan orang yang sudah punya agama Islam tapi tidak bisa dekat kepada Allah harus punya tongkat yaitu guru Mursyid sebagai petunjuknya.
Allah itu telah membagi rizki pada setiap hambanya, tapi anehnya orang bingung memikirkan rizkinya. ALLAH telah menjadikan hamba-hambaNya pada tempatnya masing-masing, tapi anehnya orang pingin yang lebih dari itu. Hal yang anehkan?
Wahai kekasih ALLAH…3 macam yang asing di dunia :Qur’an di dalam dada seorang yang dholim. 2. Orang sholeh di tengah kaum yang jahat. 3. Qur’an di dalam rumah yang tidak dibaca. Sungguh asing saudaraku…
Wahai hamba ALLAH… semua orang pada tahu bahwa siksa itu ada tapi kenapa orang banyak tertawa. Maut itu pasti datang kenapa orang banyak berhura-hura. Hisab itu pasti kenapa orang banyak beramal buruk. Qodha dan Qadar udah tentu kenapa orang banyak bersedih. Surga itu pasti kenapa orang tidak banyak beramal… kenapa mereka berbuat begitu sungguh sayang sahabatku..

Sumber : Dai Kembar.com

Kamis, 25 Juni 2009

Hadist Qudsi

Berkata Abu Hurairah dan juga Abu Umamah ra.: Bahwasanya Nabi saw. telah bersabda: “Allah berfirman:
Apabila Allah menjadikan ’aql, lalu berkata kepadanya: Mari hai ’aql ! Maka mendatanglah ia. Lalu Allah berkata kepadanya lagi: Pergilah hai ’aql ! Maka pergilah ia. Kemudian Dia berfirman : Aku tiada mencipta sesuatu ciptaan yang lebih Kucintai daripada kau. Aku akan mengambil dengan engkau kau dan dengan engkau pula Aku memberi.”
[HR Thabarani] [AS269]
Dalam riwayat lain, selanjutnya Allah bertanya kepada `aql, ”Siapakah Aku.....?” `Aql-pun menjawab, ”Engkau adalah Allah, yang tiada Tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mu-lah aku bersyukur serta patuh dan taat. Engkaulah yang memberi ganjaran dan yang menghitung amal setiap orang.”

[HQ.1.5] Rasulullah saw bersabda: “Allah Swt. telah berfirman:
Tiada seorang hamba yang ber-taqorrub [mendekatkan diri] kepada-KU seperti dia menunaikan segala ke-fardhu-an-Ku ke atas dirinya. Dan sesungguhnya dia akan mendekatkan diri kepada-Ku dengan memperbanyak nawafil (sunnah) sehingga AKU mencintainya. Maka apabila sudah AKU mencintainya jadilah AKU umpama kaki yang ia berjalan dengannya dan tangan yang ia memukul dengannya dan lidah yang ia berucap dengannya dan hati yang ia berfikir dengannya. Dan apabila ia memohon-Ku niscaya AKU akan memberinya dan apabila dia berdoa kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya”
[HR. Ibnus Sunni] [AS132]

[HQ.1.6] Dari Abu Hurayrah r.a., katanya: Bersabda Rasulullah Saw.: “Berfirman Allah Yang Maha Agung:
Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu.

Sumber : Beranda Suluk

Senin, 22 Juni 2009

MURSYID KAMIL MUTAKAMIL

Riwayat Singkat
KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin
(Abah Anom)


Abah Anom

KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin yang dikenal dengan nama Abah Anom, dilahirkan di Suryalaya tanggal 1 Januari 1915. Beliau adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, dari ibu yang bernama Hj Juhriyah. Pada usia delapan tahun Abah Anom masuk Sekolah Dasar (Verfolg School) di Ciamis antara tahun 1923-1928. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacan Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya. Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Beliau belajar ilmu fiqih dari seorang Kyai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kyai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur. Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, beliau melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Ajengan Syatibi.

Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi. Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Dari Pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren. Beliau telah meguasai ilmu-ilmu agama Islam. Oleh karena itu, pantas jika beliau telah dicoba dalam usia muda untuk menjadi Wakil Talqin Abah Sepuh. Percobaan ini nampaknya juga menjadi ancang-ancang bagi persiapan memperoleh pengetahuan dan pengalaman keagaman di masa mendatang. Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H. Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia dua puluh tiga tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru’yanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Sepulang dari Mekah, setelah bermukim kurang lebih tujuh bulan (1939), dapat dipastikan Abah Anom telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadits, fiqih, kalam, dan tasawuf yang merupakan inti ilmu agama. Oleh Karena itu, tidak heran jika beliau fasih berbahasa Arab dan lancar berpidato, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda, sehingga pendengar menerimanya di lubuk hati yang paling dalam. Beliau juga amat cendekia dalam budaya dan sastra Sunda setara kepandaian sarjana ahli bahasa Sunda dalam penerapan filsafat etnik Kesundaan, untuk memperkokoh Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Bahkan baliaupun terkadang berbicara dalam bahasa Jawa dengan baik.

Ketika Abah Sepuh Wafat, pada tahun 1956, Abah Anom harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladan, Abah Anom gigih menyebarkan ajaran Islam. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang diantara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.




Abah Anom & Istri (Hj. Yoyoh / Ummy)



Abah Anom


Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah kegamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan H. Dudun Nursaiduddin.